Selasa, 06 Desember 2011

Untuk Ibu

Cintanya yang begitu lembut dan tulus penuh dedikasi
Tanpa Pamrih ia kerahkan Demi Anaknya
Begitu Rapuh dan Lemahnya Anak mu
Saat Kehadiran Anakmu di Bumi yang Fana ini
Namun Tuhan  telah Menitipkan Kasihnya dalam Dadamu
Telah Menitipkan Cintanya dan menyatu bersama Kalbumu
Hingga Anakmu Merasa nyaman dan terlindungi


 Ibu Engkaulah Malaikat Kasih Sayang
Yang senantiasa Menjaga Anakmu serta Melindunginya
Dan Mengajari Kami sebuah Makna Hidup yang Hakiki
Jihad yang kau Lakukan Begitu dahsyat
Dalam Rahim mu kau telah menampung anakmu
Hingga 9 Bulan Kau rela Merasa tak nyaman
Namun itu semua Krena cintamu yang sejati cinta yang tak terkalahkan

Ibu, setelah anakmu bias tegak berdiri
Seakan-akan tak pernaha tau semuanya
Tak pernah tau sengsara yang pernah engkau alami
Anakmu begitu angkuh, hingga kadang mengeluarkan bentakan bahkan makian
Tapi engkau tetap tabah menerimanya
Itulah cintamu yang sejati yang tak terkalahkan
Anakmu sungguh khilaf, ibu ma’afkanlah anakmu ini, engkaulah cinta sejati itu
Engkaulah wanita Mulia yang dititipkan tuhan
Engkaulah malaikat kasih sayang penuh cinta
Ibu terimalah Ma’af Anakmu

Untuk ibu yang Mulia
Pahlawan bagi Anak-anaknya
Malaikat Penuh Kasih Sayang
Semoga Allah Meninggikan Derajatmu dan Memberikan Tempat Terbaik di Sisi-Nya

Bunda ku

Bunda…..
Kau mengandungku selama 9 bulan,
kau jaga aku dengan kasih sayag yang tak akan pernah ada yang melebihi cinta dan kasih sayangmu.
Bunda…
Kau lah surga ku,
di bawah telapak kaki mu lah surga ku berada,
ingin ku gapai surga itu,namun selalu saja ku menyakiti mu dengan sikap ku.
Bunda…..
Maafkan kesalahan anak mu ini ...
Aku yang lemah tanpa kasih sayang mu...
Aku yang bangga akan seseorang yang selalu bisa menemaniku ..
menemaniku di saat ku sedih dan gundah...
Bunda kau lah semangat hidupku....

Kasih Sayang Bunda Sepanjang Hayat

 Dia mengandung sembilan bulan lamanya. Penuh dengan pengorbanan jiwa dan raga untuk melahirkan kita. Tak harapkan balas budi hanya untuk membesarkan kita. Tak peduli panas dingin yang mendera hanya untuk melindungi kita. Tetesan berjuta darah mengalir dan rintihan pilu hanya untuk menyelamatkan nyawa kita. Tersenyum bahagia melihat kita menangis terisak-isak melihat dunia dan berkata, “Bayiku selamat, terima kasih Tuhan.” .

Setelah kita dewasa, dia menangis pilu melihat tingkah kita. Sedih dan gundah menyaksikan perlakuan kita padanya. Walaupun hati sakit, tapi dia tetap tegar dan selalu mengulurkan tangannya yang hangat untuk kita. Setiap malam dia terbangun, meneteskan air mata kesedihan dan memohon pada Tuhan, “ Ya Allah, ampunilah dosa anakku, lindungilah dia setiap pijakan di bumi ini, jauhkanlah dia dari setiap perbuatan yang Engkau murkai. Amin…” Rutinitas yang dia lakukan tanpa lelah.

Setiap pagi dia selalu menyiapkan kebutuhan kita. Bangun terlampau pagi ketika orang-orang terlelap. Bekerja penuh keikhlasan hanya untuk membuat kita bahagia. Ketika dia meminta bantuan pada kita, karena usianya tlah renta dan keriput halus diwajah mulai tampak, apakah jawaban kita, “Ah..nanti dulu, lagi asyik nih nonton TV, ah..males ah.., lagi sibuk nih!” Tapi dia tak keberatan dan dengan sangat hati-hati dia kerjakan semuanya.
Suatu hari, dia terbaring lemah tak berdaya, mulutnya serasa memanjatkan doa, air matanya membasahi pelupuk mata, dan memandang samar-samar sekeliling. Saat itu dia merasa kesepian, merasa diacuhkan, merasa dicampakan. Buah hatinya menghilang dari gengamannya. Hanya satu keinginannya, ketika usianya menapak jauh, tua renta terkulai lemas, hanya ingin satu saja.. buah hatinya menemaninya, menepis sepi yang menyelimuti. Hingga hari itu datang, dia tak kuasa menahan rasa sakit dalam tubuhnya, seberkas cahaya merenggut jiwa dan raga ini melepaskan dengan ikhlas, serta mata terkatup untuk selama-lamanya.
“ Bunda… “,jerit kita menyaksikan pemandangan yang sangat memilukan dan menyayat hati. Terlambat! Dia sudah jauh meninggalkan dunia, terbang menjauhi cakrawala, hilang dari pandangan. Hanya isak tangis yang terdengar. Penyesalan tiada guna.
Manakah kasih sayang kita padanya? Manakah rasa terima kasih kita padanya? Walaupun dia tak meminta itu semua dari kita, walaupun harta kita di dunia tak dapat menggantikannya, sempatkanlah waktumu untuk menemaninya. Dengan meluangkan waktu kita bersama bunda kita tercinta, dia sudah sangat bahagia. Dia sangat bahagia melihat kita tumbuh besar, berbakti pada orang tua, dan menjadi anak yang sholeh.
Teman-temanku, bunda kita, ibu kita, mama kita, emak kita hanya satu di dunia ini, janganlah kalian sia-siakan dia, jangan sampai kita terlambat untuk mengakui hanya dia dihati kita setelah Tuhan, jika hal itu terjadi hanya tangisan penyesalan yang menyelimuti. Sekarang, berlarilah dalam pelukan bunda, dan ucapkan, “Aku sayang bunda, terima kasih atas semua kasih sayang dan pengorbanan bunda selama ini.” Minta maaflah atas semua kesalahanmu selama ini, entah itu kita bandel, keras kepala jika bunda kita menasehati, menganggap remeh bunda, dan semua macam kesalahan kita.
bunda kau lah semangat hidupku....